Skip to content Skip to footer

Sekapur Sirih

Awal mula dari pembelian tanah di Kota Legenda, yang mengalami kebangkrutan pada tahun 1998. Dibeli dengan harga 45 juta rupiah, diangsur 9 X. Bertahun-tahun tidak banyak penghuni yg membangun di tanah tsb. Sampai akhirnya tahun 2015 mama dan papa memberikan bekal cukup banyak untuk ke tujuh puterinya. Perlahan tapi pasti, mulai meninjau kembali pemukiman Kota Legenda, yang ternyata sudah banyak yang berpenghuni dan ramai.

Keluarga inti, suami dan anak-anak menjadi pendorong utama dapat mencapai kehidupan seperti saat ini. Suami yang memperkenalkan sebidang tanah yang dibeli dengan harga murah. Albert yang membantu memberikan peluang untuk membantu orang-orang berkebutuhan khusus. Semua terjadi, mengalir dengan sangat indah.

Mendapat anugerah seorang anak dari Tuhan YME, merupakan kegembiraan luar biasa. Namun, banyak anak-anak tidak beruntung yang dilahirkan dengan sebutan “berkebutuhan khusus”. Teramati anak-anak yang menderita Bipolar harus tergantung dengan medikasi untuk kestabilan seumur hidupnya, yang membuat keluarga menderita finansial dan psikis.

Berawal dari perhatian terhadap anak-anak, orang dewasa berkebutuhan khusus beserta keluarganya, maka terbesit keinginan untuk mewujudkan “rumah pelayanan” atau “rumah yang mengalirkan kebaikan” untuk menolong orang-orang berkebutuhan khusus mendapatkan bantuan alternatif terapi, selain dari medikasi.

Bekerjasama dengan Meditasi Kesehatan, Bali Usada, yang telah ditekuni sejak tahun 2000, sampailah pada rencana pembuatan rumah yang mengalirkan kedamaian dan kenyamanan, dengan nama “Griya Prasanti”. Peletakan batu pertama dilakukan pada 13 Mei 2016, dan penanaman kristal dilakukan pada 3 Desember 2016. Penanaman kristal dimaksudkan untuk menstabilkan enerji dari bumi sehingga getaran suasana dirasakan nyaman.

Pada hari ini, 13 Mei 2017, satu tahun pembangunan Griya Prasanti, dari peletakan batu pertama, sampai perlengkapan interiornya. Alokasi dana cukup banyak untuk mewujudkannya. Diharapkan, Griya Prasanti juga bisa dimanfaatkan oleh lingkungan Kota Legenda, paroki St. Arnoldus-Bekasi Timur untuk aktivitas mudika atau doa lingkungan.

Pada kesempatan ini, terimakasih tak terhingga penulis tujukan bagi:

  • Bapak Merta Ada, guru meditasi kesehatan Bali Usada yang sejak awal mendukung gagasan ini, dan memberi “jalan” kepada Martin, instruktur Bali Usada, yang membuat draft awal rumah dan Pak Agus untuk memberikan 4 buah kristal yang diberikan bagi Griya Prasanti.
  • Bapak Hartaman yang bisa mewujudkan Griya Prasanti dengan dana terbatas namun tetap memenuhi syarat untuk menjadi rumah pelayanan rumah rehat untuk menulis penelitian, buku dan menciptakan lagu. Selera premium, namun terjangkau dan
  • Ibu Liesje, yang dengan keterampilan serta pengetahuan arsiteknya, menata interior sehingga Griya Prasanti nyaman untuk dihuni dan dikaryakan.
  • Suami, Antonius Iwo yang masih menyempatkan diri ditengah kesibukannya memberikan masukan- masukan saat proses membangun.
  • Anak-anakku, Sandy dan Albert yang sangat memahami kesibukan kedua orangtuanya dalam bekerja dan mewujudkan impian.

  • Saudari-saudariku tercinta, 7 Puteri Kurnia, yang terus memberikan semangat, untuk tidak ragu membuat keputusan dalam mewujudkan impian.

  • Sahabat-sahabatku: Herni, Lenny dan Pak Hidayat, yang menjadi tempat berdiskusi sebelum membuat keputusan. Kekuatanku berasal dari sharing dan diskusi mereka bertiga. Kebaikan hati teman-temanku ini membuat hidup terus maju dan tetap memberikan karya-karya yang bermanfaat bagi sesama.

Ada pepatah mengatakan, “tiada gading yang tak retak”, tiada yang sempurna. Penulis memohon maaf bila banyak hal yang tidak terakomodasikan demi terwujudnya impian, membangun Griya Prasanti. Semoga apa yang menjadi harapan, Tuhan memberikan rahmatNya sehingga kebaikan akan terus mengalir dari rumah ini. Semoga.