7 Putri Kurnia




7 Putri Kurnia dilahirkan oleh Papa Ganda Kurnia dan Mama Nalih. Semuanya putri, pernah menjadi kekecewaan sang ayah, yang merindukan anak laki-laki. Sumber daya finansial yang mencukupi membuat Papa Ganda Kurnia menyekolahkan 7 putrinya sebaik mungkin. Inilah profil ke tujuh putri tersebut dari persepsi dan pendapat putri ke lima.
"Semangat pantang menyerah jangan bodoh kalau jadi perempuan harus pintar dan cerdik, juga jangan takut menghadapi tantangan.
- Putri pertama: Ginawati Kurnia.
Pendidikan dokter gigi dari Universitas Trisakti yang terkenal dengan fakultas Kedokteran Gigi, sehingga untuk bisa masuk sebagai mahasiswa membutuhkan finansial dan upaya luar biasa. Gina, memiliki risk taker yang tinggi. Ia suka mencoba berbagai bisnis, termasuk bisnis yang bukan menjadi kompetensinya. Posisinya sebagai anak sulung membuatnya ia sering harus menjadi penengah dan pendorong terjadinya keputusan akhir bila terjadi kebimbangan. Peran tersebut dijalaninya secara apik sampai saat ini. Ia juga melanjutkan studi ke S2 untuk mempertajam strategi manajemen bisnisnya. Saat ini, ia memiliki RS Titian Bunda di Cikampek yang sedang berjuang untuk tetap bisa bertahan ditengah problema finansial yang ada. Ia tetap tegar, mewarisi ketegaran sang papa.
- Putri ke dua: Gitawati Kurnia.
Pendidikan sarjana muda ASMI. Gita menulis dengan sangat baik, paling bagus diantara kami bertujuh. Jiwa dagang sang papa diturunkan pada putrinya ini. Ia yang paling banyak memiliki jiwa pelayanan di gereja, terlebih setelah ia menjalani kehidupan ke dua, dengan membuka Kenzi Pet Shop. Kesukaannya pada anjing, membuat dirinya memilih bidang usaha tersebut. Gita memiliki impian untuk bisa ziarah ke Lourdes. Griya Prasanti mewujudkan impian tersebut. Tepat tanggal 13 Mei 2017, ia melakukan intensi misa dan berdoa untuk Griya Prasanti di acara perayaan 100 tahun Maria Fatima di Portugal. Griya Prasanti mulai mengalirkan kebaikan.
- Putri ke tiga: Chandra Dewi Kurnia.
Ia pekerja keras, dan berhasil studi sekretaris di Tarakanita. Walau ia tidak memiliki gelar akademis, namun karena kecerdasannya, ia mampu masuk ke sekolah-sekolah ternama, Santa Ursula dan Tarakanita di Jakarta yang tentunya peminatnya tidak sedikit. Ia pun mampu bekerja di perusahaan- perusahaan asing yang memberinya cukup uang untuk pensiun dini dan menikmati hidup dengan sering jalan dalam negeri atau luar negeri bersama teman-temannya.
- Putri ke empat: Kumala Dewi Kurnia.
Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Satya Wacana jurusan Biologi. Bekal inilah yang membuatnya diterima di perusahaan- perusahaan ternama, Verkade dan Aqua. Ia sudah sangat nyaman bekerja di Aqua sebagai pemimpin divisi Quality Control . Ia termasuk yang stabil dalam kehidupannya. Sering menyumbang untuk yang membutuhkan. Ia memiliki cukup dana untuk melakukannya.
- Putri ke lima: Pepey Riawati Kurnia.
Ia menyelesaikan pendidikan sebagai dokter hewan di UGM, dan mengambil S2 di PPM dan melanjutkan studi S3 di FE UI. Ia yang tertinggi tingkat keilmuan diantara 7 putri Kurnia. Pepey memiliki inner drive yang tinggi serta daya persistensi untuk terus mencapai apa yang sudah dijadikan tujuan hidupnya. Ia tidak secerdas saudarinya, tapi rajin belajar dan tahu apa yang harus dilakukan. Ilmu manajemen yang dipelajari mampu memberikan jalan untuk terwujudnya impian-impian. Ia menekuni meditasi untuk penyeimbang hidup dan membuatnya lebih rendah hati.
- Putri ke enam: Gouw Sylviawati Kurnia.
Ia menyelesaikan pendidikan S1 bidang accounting di Universitas Sebelas Maret-Solo. Ia seorang baik hati dan penolong. Hidup sebagai praktisi cukup lama dijalani, terutama di perusahaan Cargill, perusahaan terakhir sebelum ia memutuskan untuk berhenti dan membantu di RS. Titian Bunda sebagai Wakil Direktur. Ia paling jago kalau diminta untuk mengatur acara. Kesiapan dan keihklasannya senantiasa menginspirasi saudari-saudarinya juga untuk bisa seperti dia. Saat ini, bersama kakak nomor satu, ia berjibaku untuk memberikan yang terbaik bagi RS Titian.
- Putri ke tujuh: Canserina Juniawati Kurnia.
Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Agronomi IPB Bogor, dan mendapatkan beasiswa S2 di Australia. Ia termasuk yang menjalani hidup dengan rahmat berlimpah dari Tuhan. Ia mendapat pekerjaan bergengsi sehingga bisa bekerja di USA, memiliki rumah disana, juga bisa melakukan perjalanan ke berbagai negara. Ia memiliki sumberdaya finansial yang paling besar diantara kami saat ini. Ia sangat sering membantu saudari-saudarinya dengan ikhlas dan penuh pengertian. Karena ia bungsu, ia tahu saudari-saudarinya sangat sayang kepadanya
Kalau melihat profil 7 Putri Kurnia, ada “serat utama” yang bisa ditarik, yakni ke 7 Putri Kurnia memiliki sifat dominan, terutama sifat mandiri yang diwarisi oleh kedua orang tuanya. Terutama Mama Nalih, yang memberikan semangat pantang menyerah, jangan bodoh kalau jadi perempuan, harus pintar dan cerdik, juga jangan takut menghadapi tantangan.
Sampai saat ini, 7 Putri Kurnia senantiasa bertemu saat arisan keluarga Kurnia dan dua kali dalam setahun menginap hanya bertujuh untuk mendiskusikan hal-hal penting, termasuk masa depan. Griya Prasanti bisa menjadi alternatif salah satu tempat bertemu yang bisa membuat jalinan persaudaraan semakin kuat.